googlee92733abc5438c33.html Pertanian & Budi Daya

Kamis, 27 Oktober 2011

Jamur

JAMUR DAN MANUSIA

A. Mengenal Jamur
    Jamur merupakan tanaman yang tidak melakukan froses fotosintetis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan. seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati dari organisme lain. Dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa ( Bagian jamur yang bentuknya seperti benang halus, panjang, dan kadang bercabang ), bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk pertumbuhan. Oleh karena itu, jamur di golongkan sebagai tanaman heterotrofik, yaitu tanaman yang hidupnya tergantung pada organisme lain.
    Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cendrung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. dari ribuan jenis tersebut ada jamur yang merugikan dan ada pula yang menguntukan. Jamur merugikan adalah berbagai jenis jamur ( Fungi ) penyebab penyakit pada manusia dab tanaman, misal menyebabkan keracunan saat dikonsumsi, menjadi sumber penyakit kulit seperti panu, kadas, dan kurap, atau jamur yang menyebabkan kayu cepat lapuk. Jamur menguntukan adalah berbagai jenis jamur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya untuk menghancurkan sampah organik, menghasilkan antibiotik untuk obat, atau jamur yang bermanfaat dalam pembuatan tempe, oncom dan alkohol. Termasuk jenis yang mengutukan adalah jamur konsumsi, yaitu jamur yang dapat dimakan tanpa menimbulkan efek racun. Jenis antara lain jamur kuping, tiram, merang, shiitake, champignon, dan jamur barat.
    Saat ini jamur merang, kuping, shiitake, tiram, dan jamur champignon sudah di budidayakan secara komersial untuk memenuhi yang semakin hari semakin meningkat. Sementara itu, jamur barat belum bisa dibudidayakan dan kebutuhannya masih sangat bergantung dari alam. Jika musimnya tiba, jamur ini banyak dijual di sepanjang jalan raya Bandung-Sumedang, tepatnya di kawasan Cadas Pangeran.

B. Nilai Giji Jamur
    Walaupun rasanya hamoir menyamai kelezatan daging, kandungan lemak jamur lebih rendah sehingga lebih sehat untuk di konsumsi. Jamur mengubah seslulosa menjadi polisakrida yang bebas kolestrol sehingga orang yang mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena serangan stroke. Selain itu, kandungan protein jamur juga lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain yang berasal dari tanaman.
    Gizi yang terkandung dalam jamur antara lain karbohidrat, berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor, dan besi, serta vitamin B, B12, dan C. Berikut ini tabel yang menunjukan besarnya kandungan gizi beberapa jenis jamur konsumsi dibandingkan dengan bahan makanan lain.

    Perbandingan kandungan gizi jamur dan bahan makanan lain ( dalam % )

Bahan Makanan Protein Lemak Karbohidrat
Jamur Merang 1.8 0.3 4
Jamur Tiram 27 1.6 58
Jamur Kuping 8.4 0.5 82.8
Daging Sapi 21 5.5 0.5
Bayam - 2.2. 1.7
Kentang 2 - 20.9
Kubis 1.5 0.1 4.2
Seledri  - 1.3 0.2
Buncis - 2.4 0.2

C. Jamur dan Kesehatan
    Selain fungsi utamanya sebagai bahan makanan, ada bahan makanan, ada beberapa jenis jamur konsumsi yang memiliki khasiat obat. Berikut ini jenis-jenisnya.

1. Jamur shiitake
    Mengandung lentinan atau polisakarida yang larut dalam air yang tersusun dalam bentuk beta-1.3. glukan dengan beta-1.6, dan beta-1.3 glupkopiranosida. Kandungan ini dipercaya oleh para ahli kesehatan dapat menghambat pertumbuhan tumor dan kangker sampai 72-92%.

    Rendah kolestrol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi ( Hipertensi ) dan aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan jantung, serta baik juga untuk dikonsumsi pleh ibu hamil dan menyusui.

    Selain mengandung senyawa eritadenin yang berkhasiat sebagai antiracun, juga mengandung sejenis antibiotik yang berkhasiat mencegah kurang darah ( Anemia ), kanker, dan menurunkan tekanan darah tinggi.

    Lendirnya dipercaya oleh orang Tinghua bisa meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan aliran darah, meurunkan kadar kolestrol, dan menetralkan senyawa-senyawa toksik atau racun yang terkandung dalam bahan sayuran lain ketika dimasak bersama-sama. Hal ini telah dibuktikan oleh Profesor Hanmsmith, seorang pakar biologi dari Amerika Serikat yang dalam penelitianya membuktikan sangat jarang terjadi pembekuan darah si dalam darah tubuh orang Tionghua yang rajin mengkonsumsi jamur kuping. Selain itu, ekstra jamur kuping juga membuat sirkulasi darah lebih bebas bergerak di pembuluh jantung sehingga membuat orang lebih energik. Berbeda dengan orang Thionghua, orang Inggris percaya jika jamur kuping dapat menyembuhkan sakit pada tenggorokan hanya dengan mengonsumsinya dalam bentuk olahan.

JENIS - JENIS JAMUR KONSUMSI

    Hanya beberapa jamur yang bisa di konsumsi dari ribuan jenis jamur yang tumbuh di bumi ini. Dari sedikit jumlah tersebut, ada lima yang memiliki nilai ekonomi untuk di budidayakan, yaitu jamur kuping, tiram, merang, chamoignon, dan shiitake. Tiga yang pertama, yaitu jamur kuping, tiram, dan jamur merang dapat dibudidayakan disebagian besar wilayah indonesia yang bersuhu hangat. Sedangkan jamur champignon dan shiitake hanya dapat dibudidayakan di tempat-tempat tertentu, yaitu daratan tinggi yang bersuhu dingin.
    Selain itu, secara ekonomi membudidayakan jamur champignon dan shiitake juga kurang menguntungkan karena pasar jamur dunia, termasuk Indonesia, sudah dibanjiri kedua jenis jamur ini dengan harga murah sehingga sulit bagi petani jamur Indonesia untuk ikut bersaing, bahkan didalam negri sekalipun. Oleh karena itu, hanya jamur kuping, tiram, dan jamur merang yang cocok dibudidayakan di Indonesia, baik dari segi lingkungan tumbuh maupun nilai ekonominya.

A. Jamur Kuping
a. Taksonomi

Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Myceteae ( Fungi )
Divisio Amastigomycota
Sub Divisio Basidiomycotae
Kelas Basidiomycetes
Ordo Auricularies
Familia Auricularie
Genus Auricularia
Spesies Auricularia sp
b. Morfologi
    Jamur ini disebut dengan jamur kuping karena memang bentuknya mirip telinga ( kuping ) dengan warna coklat muda hingga kemerah-merahan. Tubuh buah ( basidiocaro ) jamur yang di Cina disebut dengan be munk o atau telinga pohon ini berlekuk-lekuk selebar 3-8 cm. Permukaan atas jamur kuping agak mengkilap, berurat, dan berbulu halus mirip beludru di bagian bawahnya.
    Tangkai buahnya pendek, menempel di media tumbuh ( Subrat ) dengan cara membuat lubang di permukaannya. Tubuh buah jamur kuping dalam keadaan basah bersifat kenyal ( galatinous ), licin, dan lentur, tetapi dalam keadaan kering akan berubah melengkung dan kaku.
    Jamur kuping memiliki inti plasma dan spora yang berupa sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang tidak bersekat. Dalam bentuk tunggal benang tersebut disebut hifa, dan kumpulannya disebut dengan miselium. Miselium ini bercanagn-cabang dan pada titik-titik pertemuannya membentuk bintik kecil yang disebut dengan sporangium. Sporangium inilah yang akan tumbuh menjadi calon tubuh buah ( pin head ) dan berkembang terus menjadi tubuh buah.
c. Lingkungan Tumbuh
    Sebagai salah satu jenis kayu, jamur kuping secara alami dapat tumbuh di berbagai jenis kayu di berbagai lokasi. Namun, lokasi tumbuh yang paling baik adalah kayu-kayu lapuk yang ada di daratan rendah bersuhu hangat sampai pegunungan berhawa sejuk. Besaran suhu yang dapat ditoleransi oleh jamur kuping adalah 16-36 derajat C. tetapi idealnya 26-28 derajat C.
    Pada fase pembentukan miselium, jamur kuping memerlukan kadar air sekitar 62%, kelembaban udara 60-75%, dan kadar oksigen yang tidak terlalu tinggi. Saat memasuki pertumbuhan tumbuh buah, jamur ini memerlukan suhu 16-22 derajat C dengan kelembaban udara 80-90% dengan kadar oksigen tinggi.
B. Jamur Tiram
a. Taksonomi

Super Kingdom Eukaryota
 Kingdom
TablMyceteae ( fungi )
Divisio Amastigomycota
Sub Divisio Basidiomycotae
Kelas Basidiomycetes
Ordo Agaricales
Familia Agaricaeae
Genus Pleurotus
Spesies Pleurotus sp

b. Morfologi
    Nama jamur tiram ( Pleurotus sp ) deberikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cangkang tiram. Permukaan tudung jamur tiram licin, agak berminyak jika lembap, dan tepiannya bergelombang. Diameternya mencapai 3-15 cm.
    Batang atau tangkai jamur tiram tidak dapat berada di tengah tudung, tetapi agak ke pinggir. Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memiliki banyak percabangan dan menyatu dalam satu media. Jika sudah tua, daging buahnya akan menjadi liat dan keras. Warna jamur yang sering disebut dengan oyster mushroom ini bermacam-macam, ada yang putih, abu-abu, coklat, dan merah. Di Indonesia, jenis yang sering dibudidayakan adalah jamur tiram putih.
    Sama dengan jamur kuping yang merupakan kerabat dekatnya, jamur tiram juga memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas atau bersambungan membentuk hifa dan miselium. Pada titik-titik pertemuan percabangan miselium akan berbentuk bintik kecil yang disebut dengan pin head atau calon tubuh buah jamur yang akan berkembang menjadi tubuh buah jamur.
c. Lingkungan Tumbuh
    Jamur tiram dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan laut dilokasi yang memiliki kadar air sekitar 60% dan derajat kesamaan atau pH 6-7. Jika tempat tumbuhnya terlalu kering atau kadar airnya kurang dari 60%, miselium jamur ini tidak bisa menyerap sari makanan dengan baik sehingga tumbuh kurus. Sebaliknya, jika kadar air di lokasi tumbuhnya terlalu tinggi, jamur ini akan terserang penyakit busuk akar.
    Secara alami jamur tiram banyak ditemukan tumbuh di batang-batang kayu lunak yang telah lapuk seperti pohon karet, damar, kapuk, atau sengon yang tergeletak dilokasi yang sangat lembab dan terlindung dari cahaya matahari. Pada fase pembentukan miselium, jamur tiram memerlukan suhu 22-28 derajat C dan kelembapan 60-80%. Pada fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu 16-22 derajat C dan kelembapan 80-90% dengan kadar oksigen cukup dan cahaya matahari sekitar 10%.
C. Jamur Merang
a. Taksonomi

Super Kingdom Eukaryota
Kingdom Myceteae ( fungi )
Divisio Amastigomycota
Sub Divisio Basidiomycotae
Kelas   
Basidiomycetes
Ordo        Agaricales
Familia        Plutaceae
Genus        Volvariella
Spesies Volvariella volvaceae
   
b. Morfologi
    Jamur ini sudah terlanjur mendapat sebutan jamur merang walaupun tidak selalu tumbuh di media merang ( tangkai padi ). Sebenarnya jamur ini juga bisa tumbuh di media atau sisa-sisa tanaman yang memiliki sumber selulosa, seperti limbah pabrik kertas, limbah biji kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, a,pas ragu, sisa kapas, dan kulit buah pala.
    Sesuai dengan nama ilmiahnya, Volvariella volvacea, jamu ini memiliki volva atau cawan berwarna cokelat muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus tubuh buah saat masuh stadia telur.
    Dalam perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung tersebut tercabik dan terangkaat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah akan menjadi cawan. Jika cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda.
    Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah itu, kumpulan hifa membentuk kumpulan kecil ( pin head ) atau primordial yang akan membesar membentuk tubuh buah stadia kancing kecil ( small button ), kemudian tumbuh menjadi stadia kancing ( button ), dan akhirnya berkembang menjadi stadia telur ( egg ). Dalam budi daya jamur merang, pada stadia telur inilah jamur dipanen.
c. Lingkungan Tumbuh
    Jamur merang tumbuh di lokasi yang mempunyai suhu 32-38 derajat C dan kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup. Jamur ini tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam bentuk pancaran tidak langsung. Derajat keasaman ( pH ) yang cocok untuk jamur merang adalah 6,8-7.




PELUANG USAHA BUDI DAYA JAMUR KONSUMSI

A. Sejarah Budi Daya
    Pada awalnya, penemuan kebutuhan manusia terhadap jamur konsumsi hanya mengandalkan kemurahan alam. Dengan cara seperti ii, Jumlah jamur yang didapay sangat terbatas dan hanya pada musim tertentu bisa diperoleh. Di Indonesia, jamur hanya tumbuh secara alami pada musim hujan. Inisiatif membudidayakan jamur konsumsi saat kebutuhannya terus meningkat, sedangkan persidiaan di alam semakin terbatas. Berkat pengamatan dan ketelitian mempelajari cara hidupnya, manusia berhasil membudidayakan jamur konsumsi untuk memenuhi yang meningkat setiap saat.
    Dalam sejarah pembudidayaan jamur konsumsi, Prancis boleh dikatakan sebagai pionir atau plopornya. Sekitar tahun 1650-an seorang petani Prancis berhasil menanam jamur champignon di pekarangan rumahnya dengan hasil yang cukup euaskan. Dari Prancis, budidaya jamur menyebar ke berbagai negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, Hangaria, Denmark, dan bahkan Amerika Serikat. Sampai dekade 1920-an, Prancis mencatatkan sebagai produsen jamur champignon terbesar si dunia.
    Di Indonesia, budi daya jamur konsumsi, terutama champignon, baru di mulai sekitar tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang argobisnis. Perusahaan ini memilih dataran tinggi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah, sebagai tempat penbudidayaan jamur champignon dengan produksi mencapai ribuan ton perbulan. Sebagian besar hasil budi daya jamur secara modern tersebut diekspor dalam bentuk kalengan ke beberapa negara.
    Setelah jamur champignon, kemudian berturut-turut di budidayakan jamur merang, kuping, tiram dan jamur shiitake sebagai komoditas ekonomi berni;lai jual tinggi. Khusus jamur merang banyak petani yang membudidayakannya secara teradisional sekadar untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
    Lama-kelamaan, kegiatan pembudidayan jamur konsumsi menciptakan sebuah pekerjaan baru di bidang pertanian yang selama ini belum dikenal masyarakat petani Indonesia. Membudidayakan jamur konsumsi, khusunya jamur kuping, tiram, dan jamur merang, mendatangkan keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukan dalm skala kecil maupun besar. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan dan nilai jual ketiga jamur tersebut, Selain itu, budi daya jamur kuping, tiram dan jamur merang memiliki beberapa keuntungan koparatif dibadingka budi daya tanaman sayur komersial lainnya. Keuntungan itu meliputi aspek ketersedian bibit, media tanam, lokasi, dan luas lahan untuk pembudidayaan, serta harga jual yang tinggi. Berikut ini penjelasannya.
1. Bibit atau biakan murni ketiga jamur ini mudah di dapakan di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor ( IPB ), Institut Teknologi Bandung ( ITB ), dan Universitas Gajah Mada ( UGM ), telah menyediakannya. Satu botol biakan murni sudah bisa digunakan untuk budi daya jamur skala kecil menengah.
2. Media tanam ketiga jamur ini mudah didapat dengan harga yang murah karna hanya memanpaatkan limbah pertanian, seperti sebuk gergaji dan jerami. Selain itu, dengan suhu hidup yang tidak terlalu rendah, budi dayanya dapat dilakukan disebagian besar tempat di Indonesia yang umumnya bersuhu hangat.
3. Usaha budi daya ketiga jamur ini juga tidak memerluka tempat yang terlalu keras. Dengan kumbung berukuran 24 m2, usaha budi daya sudah bisa dilakukan. Selain itu, dari segi ekonomi, harga jual yang relatif lebih tinggi dibandingkan sayur lainnya menjadikan budi daya jamur konsumsi memberikan keuntungan lumayan besar.
B. Peluang Pasar Domestik
    Penduduk Indonesia yang saat itu berjumlah dari 200 juta, merupakan pasar yang sangat besar untuk pemasaran jamur konsumsi. Terlebih lagi, jika budaya mengonsumsi jamur bisa dikembangkan seperti di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah sangat menggemari masakan dari jamur.
    Menurut data yang dibuat BPS ( Badan Pusat Statistik ), konsumsi sayur masyarakat Indonesia pada tahun 2002 tercatat sebesar 30,8 kg/kapita/tahun. Badan kesehatan dunia ( FAO ) menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan adalah sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa konsumsi sayur masyarakat Indonesia belum separuhnya dari rekomendasi FAO. Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri masih sangat terbuka lebar.
    Namun mengingat harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengansayuran lain, pasaran jamur konsumsi di Indonesia masih fokus di kota-kota besar dengan konsumen tertentu. Permintaan jamur  konsumsi biasanya datang dari rumah makan, hotel-hotel berbintang, rumah makan vegetarian, dan restoran kelas atas yang menyediakan menu olahan jamur.
    Untuk mengetahui seberapa besar peluang pasar domestik jamur konsumsi, berikut ini tabel proyeksi kebutuhan terhadap jamur di jakarta yang dikeluarkan pleh BPS.
        Kebutuhan masyarakat Jakarta Terhadap Jamur

Tahun  Kebutuhan ( kg/bulan )
1990 320.892
1991 328.949
1992 335.962
1993 342.829
 1994 350.208
1995 367.259
1999 385.414
2000 392.137
2011 15.000

Selain Jakarta, bberapa kota lain juga membutuhkan pasokan jamur dalam jumlah besar. Berikut ini jumlah kebutuhan masyarakat terhadap jamur di beberapa kota.
        Kebutukan Masyarakat terhadap jamur di beberapa kota
Kota Kebutuhan per hari
Bekasi 3.000 Kg
Bogor 150 Kg
Semarang 350 Kg
Tanggerang 3.000 Kg
Tasikmalaya 300 Kg
Yogyakarta 200 Kg

     Sementara itu, di Bandung, seorang pengusaha katering skala menengah membutuhkan sedikitnya 200 Kg jamur/Minggu. Jika di Bandung terdapat minimum 10 katering skala menengah seperti ini, kebutuhan jamur mencapai 2.000 Kg/Minggu.
Kebutuhan tersebut baru untuk memenuhi permintaan jamur segar. Padahal jamur konsumsi tidak hanya dipasarkan dalam keadaan segar, tetapi juga dapat di olah menjadi produk olahan siap saji seperti kripik atau abon. Produk-produk tersebut selain meningkatkan nilai tambah juga merupakan perluasan pemasaran untuk menjaring lebih banyak konsumen.

Peluang Pasar Internasional
    Tradisi mengkonsumsi jamur berjalan sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Hanpir seluruh produk di berbagai belahan bumi ini pernah merasakan nikmatnya masakan yang berasal dari jamur. Bahan, masyarakat di negara maju sudah mewajibkan untuk mencantumkan jamur di dalam daftar belanja bulanan mereka. Dengan demikian, kondisi ini menciptakan pasar internasional yang cukup besar.
    Walaupun Indonesia termasuk terlambat ikut bermain di pasar jamur internasional karena baru mulai melakukan ekspor pada dekade 1970-an, peranannya sebagai pemasok jamur sudah mendapat pemngakuan dari sesama negara produsen jamur konsumsi. Pada maasa kejayaannya, sebuah perusahaan jamur di Wonosobo, Jawa Tengah, pernah tercatat sebagai produsen jamur terbesar di Asia Tenggara. Hampir sebagian besar produksi mereka diekspor ke Amerika Serikat, Kanada, Timur Tengah, dan Jepang.


PEMBIBITAN

    Pembibitan merupakan tahapan budi daya yang memerlukan ketelitian tinggi karena harus dilakukan dalam kondisi steril dengan mengunakan bahan dan peralatan khusus. Mereka yang tidak mempunyai sarana lengkap, minim pengalaman, dan kurang ketelitian, sebaiknya membeli bibit dari produsen yang khusus menyediakannya.
    Dalam kegiatan pembibitan di kenal istilah pembiakan tahap pertama ( F1), pembiakan tahap kedua (F2), dan pembiakan tahap ketiga (F3). Setelah mencapai pembiakan tahap ketiga (F3), bibit siap diinokulasikan di media tanam untuk ditumbuhkan menjadi jamur sewasa siap konsumsi.

Pembiakan Tahap Pertama (F1)
    Pembiakan tahap pertama (F1) menghasilkan kultur murni, yaitu sebuah media khusus berisi miselium jamur yang sudah teruji sifat unggulnya, misal berukuran besar dan berproduktivitas tinggi. Kultur murni inilah yang di gunakan untuk menghasilkan Pembiakan tahap kedua (F2) dan ketiga (F3). Ada empat tahapan yang dilakukan dalam pembuatan kultur murni, yaitu pembuatan media, pemilihan induk, isolasi, san inkubasi.
- Pembuatan Media
  Media yang biasa di gunakan untuk menghasilkan kultur murni jamur konsumsi adalah Potatoes Dextorse Agar ( PDA ) yang dapat dibeli dalam bentuk siap pakai di toko bahan kimia. Namun, mengingat harganya cukup mahal, PDA bisa di buat sendiri dengan bahan-bahan sebagai berikut :

Kentang 200 gram
Dektrosa ( gula putih ) 20 gram
Agar-agar 20 gram
Air suling 1.000 ml

Cara membuatnya sebagai berikut :
1. Kentang dikupas dan dipotong-potong setebal 1 cm, lalu direbus dalam panci berisi 1 liter air suling sampai lunak dan air rebusan berubah warna menjadi kekuningan.
2. Keluarkan kentang dan saring air rebusannya ( filtrat ) menggunakan kain tipis. Tambah air suling sampai volumenya menjadi 1 liter.
3. Pindahkan Filtrat ke dalam panci tim, tambahkan dektrosa san agar-agar, lalu didihkan sambil terus diaduk.
4. Jika sudah mendidih, saring Filtrat menggunakan kain kasa. Larutan inilah yang disebut dengan media Potatoes Dextorse Agar ( PDA ).
5. Tuang PDA ke dalam tabung reaksi atau botol beka wadah saus tomat yang telah dibersihkan sampai sekitar 2,5 cm di atas dasar botol. Setiap 1 liter larutan media PDA bisa digunakan untuk mengisi 150-200 tabung reaksi.
6. Strelisasikan media PDA di dalam tabung autoklaf dengan suhu 121' C dengan tekanan 1.1 atmosfer selama 15-20 menit.
- Memilih Induk Jamur
  Jamur yang dijadikan indukan harus diseleksi dari seluruh jamur dewasa yang tersedia karna akan menentukan keunggulan keturunan yang dihasilkan. Oleh karena itu, induk yang dipilih harus memiliki beberapa kriteria berikut.
1. Berukuran besar, dging tebal, dan batang buahnya kokoh.
2. Tidak terserang hama atau penyakit.
Bentuk normal ( bulat teratur ), artinya tidak mengalami kelainan fisik seperti keriting atau mekar tidak sempurna.

    Untuk jamur kuping, indukan minimum berumur 3-4 minggu sejak pembentukan calon jamur ( Pin Head ). Untuk jamur tiram, indukan berumur 4-5 hari sejak pembentukan Pin Head. Sementara iru, untuk jamur merang pemilihan indukan tergantung pada teknik isolasinya. Jika menggunakan teknik isolasi kultur jaringan, indukan dipilih dari jamur merang yang sudah mekar.
Indukan yang telah dipilih kemudian distrelilkan denagn cara dicuci menggunakan air bersih dan dicelupkan selama 1-5 menit dalam larutan alkohol 70% atau bahan lain seperti formalin 5%, mercurochloride 0.001%, silver nitrat 0.1%, mercuri cyanide 0.1%, sodium hiochloride 0.35%, potasium permanganat 2%, dan hydrogen peroxida 3%.

Sekian info dari saya, sumber Google Buku
Info lebih lanjut silahkan kunjungi :
http://bit.ly/uhQRG7
http://bit.ly/sy2e8U



Baca lagi >>